Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Torigin, Kenikmatan di Ginza

Kompas.com - 22/10/2012, 08:30 WIB

PERTAMA kali datang ke Tokyo, Jepang, seorang wartawan senior Nikkei, Komaki Toshihisa, melempar cerita. Katanya, di kawasan niaga Ginza, kota Tokyo, terdapat rumah makan yang pernah dikunjungi mantan Presiden RI, yakni Soekarno, Habibie, dan Megawati Soekarnoputri.

Namanya Rumah Makan Torigin. Dalam bahasa Jepang, artinya Ayam Perak. ”Rumah makan itu ada di gang kecil. Mungkin Anda akan kesulitan mencarinya,” kata Toshihisa.

Cerita ini membuat saya penasaran. Betapa tidak, ada rumah makan yang menjadi jujugan pesohor republik ini, di gang kecil pula. Seperti apa gerangan rumah makan itu?

Saya bertekad kurang dari lima hari dapat menemukannya sebelum meninggalkan Tokyo. Hari pertama sampai hari ketiga, saya dan empat wartawan dari Indonesia belum dapat menemukannya. Pemandu kami, Saika Tince Napitupulu (43), warga Indonesia yang sudah belasan tahun di tinggal Tokyo, belum berhasil membantu mencarinya. ”Saya baru mendengarnya,” kata Tince.

Seorang anggota staf Kedutaan Besar RI di Tokyo, Hardiono Kurniawan, memberi petunjuk lebih jelas. Dia membenarkan informasi yang disampaikan Toshihisa. Lalu, Hardiono memberi penjelasan kepada Bu Tince mengenai arah rumah makan Torigin.

Gang kecil

Pada hari kelima saya di Tokyo, kami berhasil menemukannya. Tepat tengah hari, saatnya makan siang, rumah makan itu terlihat dengan papan berwarna merah. Lokasinya di gang dengan lebar sekitar 2,5 meter di Jalan Nishi Gobangai, di kawasan niaga Ginza, kota Tokyo.

Pada Sabtu (22/9) siang, tidak banyak orang yang lalu lalang di gang. Namun, saat masuk ke ruang rumah makan, terlihat puluhan orang menikmati sajian di Torigin. Beberapa di antaranya duduk di ruang tunggu.

Rumah Makan Torigin terletak di bawah tanah, dengan luas sekitar 500 meter persegi. Pengunjung dapat memilih bangku yang berhadapan langsung dengan juru masak atau terpisah. Pelayannya sebagian berwajah Jepang dan yang lain warga Banglades.

Sebagaimana namanya, menu utama di rumah makan ini adalah sajian masakan nasi dan ayam. Adapun menu populer di Torigin bernama kamameshi. Menu ini disajikan di atas anglo kecil berbahan kayu dan logam. Masakan dalam anglo itu panasnya bertahan lama walau tanpa pengapian. Sajian kamameshi dapat dipadu sayuran, jamur, salmon, rebung, ayam cincang, dan kepiting.

Masakan ini langsung dimasak ketika pengunjung memesannya. Kami menunggu 15-20 menit. Selama itu, kami menikmati masakan pembuka berupa salad, sop, dan sate ayam. Daging sate ayam masak sampai ke dalam, berlumur bumbu, kecap manis, dan rasa segar beraroma jeruk.

”Hmmm, mantap, cocok dengan lidah kita,” kata Adila, warga Indonesia yang datang bersama kami.

Pesanan kami akhirnya datang juga, tori kamameshi atau semacam nasi tim dengan daging ayam cincang. Sesaat ketika membuka penutup anglo, kepulan asap tipis menguar, aromanya menggoda selera. Kami tidak dapat membendung hasrat untuk segera melampiaskan penasaran yang berhari-hari terpendam.

”Begini ternyata selera para presiden. Mantap,” kata Sapto, rekan seperjalanan kami dari Bandung. Selanjutnya, kami larut dalam kenikmatan masakan Torigin.

Kamameshi, berupa nasi tim dan campuran ayam cincang, rasanya nikmat. Sampai kerak nasinya pun gurih. Kami kembali memesan sate ayam yang cepat habis di meja hidangan.

Harga masakan bervariasi, untuk menu utama, mulai dari 260 yen sampai 950 yen (sekitar Rp 32.000-Rp 117.000), masakan pembuka 160 yen-260 yen (Rp 20.000-Rp 32.000), menu ala carte 310 yen-740 Yen (Rp 38.000-Rp 91.000), dan minuman antara 210 yen dan 1.000 yen (Rp 26.000-Rp 123.000). Sembari mengusap bibir, saya bertekad kembali ke Torigin. (Andy Riza Hidayat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com